Thursday, 3 September 2015

Gara-gara Film Triangle, Deddy Corbuzier ‘Perang’ Dengan Sutradara The Raid

deddy n gareth

Pasca berhenti dari dunia magic yang sudah membesarkan namanya, Deddy sibuk dengan proyek film yang berjudul TRIANGLE. Dalam film ini juga ada pemeran lain yang sudah punya nama seperti Chika Jessica, Indro Warkop hingga Volland Humonggio dan istimewanya, film ini dibuat hanya dengan mengunakan kamera smartphone dan berbudget 0.

Namun baru baru ini Deddy kebakaran jenggot, karena mendadak Gareth Evans, sang sutradara The Raid mendadak muncul dan mengkritik film garapan Deddy Corbuzier ini. Tidak tanggung tanggung, kritik pedas dilontarkan Gareth Evans perihal film ini.

deddy
https://instagram.com

Aku tak akan memberikan link atau judul, tapi beberapa hal yang menggangguku tentang beberapa pendekatan di film laga Indonesia akhir-akhir ini adalah,
1) Bayarlah para pemeranmu (Mereka berisiko terluka untukmu),
2) Gunakan pengaman untuk mereka (Karena itu tidak keren, berbahaya dan bodoh),
3) Perbanyak waktu untuk mengatur aksi dengan benar (Ada alasan kenapa hal ini butuh waktu dan usaha)

Jika kamu tak bisa melakukan salah satu dari hal di atas, maka jangan coba-coba genre (action) yang aku cintai ini,

Sampai hari ini memang belum diketahui apakah akun instagram itu benar benar milik Gareth Evans atau bukan, tapi komentar pedas ini memancing reaksi dari Deddy Corbuzier. Dan Deddy menulis tanggapannya di Instagram.

Kami menerima kritik, tapi tidak dengan kata s*th, fu*k dan stupid,” tulisnya. “Mr Evans, atau siapapun Anda. Karya Anda ‘The Raid’ memang luar biasa dan terima kasih untuk komentarmu, tapi kita melakukan ini sesuai cara kita, bukan caramu.

Sebenarnya cukup wajar disini Deddy mengkritisi penggunaan kata F*ck, Sh*t dan stupid seperti yang ada di komentar Gareth Evans, karena memang kata itu rasanya kurang sopan apabila digunakan di Indonesia. Entah kalau di negaranya.

Gareth pun membalas ‘tamparan’ Deddy ini dengan postingan baru lagi. Ia bersikukuh bahwa sekecil apapun production house yang memproduksi film action, mereka harusnya tetap membayar para aktornya. Sebab, adegan-adegan film laga ini sangat berbahaya dan punya resiko besar pada masa depan mereka. Sutradara asal Wales ini pun mengatakan jika argumen Deddy soal bahasa kasarnya itu tidaklah penting untuk ditanggapi.

deddy
https://instagram.com
deddy
https://instagram.com
deddy
https://instagram.com
deddy
https://instagram.com

Banyak yang menyebut kalau Deddy tidak siap dan tidak mau dikritik, ini terlihat dari kolom komentar dalam film Triangle yang dimatikan oleh Deddy.

Tapi apakah benar begitu? Simak penjelasan dua orang yang masing masing pernah bekerja bareng Gareth dan Deddy


gareth evans
http://storage.calgarysun.com/v1/dynamic_resize/sws_path/suns-prod-images/1297546188561_ORIGINAL.jpg?quality=80&size=650x

Dalam sebuah postingan dalam forum kaskus, ada dua orang yang muncul dengan id udehnans, yang mengaku pernah bekerja bareng dengan Gareth Evans dan wesz, yang mengaku bekerja dalam tim Triangle.

Disini udehnans memberikan penjelasan dari apa yang dituliskan oleh Gareth Evans

1. Walaupun itu teman yang sudah terbiasa bareng, bayarlah mereka walau jauh dibawah rata-rata. Ane yakin pasti para pemain yang terlibat juga paham kok.

2. Masalah safety, dalam film action.. SAFETY itu nomer 1 gan… Pengalaman dengan Gareth, dia bakal marah jika ada pemain atau bahkan stuntmannya yang mengabaikan safety. Dia juga sangat peduli dengan stuntman, terbukti pada saat adegan tabrakan mobil di warehouse ( sebelum baseball fight ) Gareth langsung mendatangi stuntmannya ( Sule gondrong ) dan memeluk eratnya…

3. Buatlah koreo dulu, itu maksud Gareth.. walaupun film dengan budget kecil kalau bisa membuat koreo yang bagus ane yakin banyak yang nonton kok walau levelnya Youtube.

Dan wesz yang bernama ali erick, yang merupakan satu team dengan Deddy di film Triangle memberikan konfirmasi dan pelurusan perihal project Triangle ini.

triangle
http://i.ytimg.com/vi/DM4qb4pBWHM/maxresdefault.jpg

1. Video triangle memang tidak dibuat untuk layar lebar, makanya banyak pakai kamera smartphone. tujuan awalnya memang tidak mau dibuat professional, pengennya sebagai contoh untuk masyarakat bahwa membuat video seperti ini itu mudah bahkan bisa pakai kamera hp.

2. Tujuan lainnya adalah social experiment, dimana plotnya sudah dikerjakan di sosmed selama lebih dari 3 bulan. Kalau di cek di youtubenya Deddy ada adegan fighting sederhana di post 4 bulan lalu. Itulah awal mulanya. Ternyata semua gosip dan cerita yang dibuat di sosmed kena banget bahkan beberapa media ikut2an nge blow-up.

yang promosi akhirnya adalah medsos dan media lain yang memang bikin project ini keliatan seperti lebih besar markettingnya daripada filmnya. efeknya… liat aja viewernya berapa, belom seminggu ane cek udah ampir 900k.

3. Kenapa komen di lock? itu pertimbangan semua team juga, dan untuk menghargai teman2 artis yang sudah bergabung di project ini. yang jadi masalah adalah kita ga bisa filter semua komen, tau sendiri kan komennya bakal seperti apa? kadang yang komen ga ngerti bedanya kritik dan ngejelekin.

Kasian artis dan anggota team lain seperti fighter dan stuntman yang semangat ngerjain project ini. Takutnya dengan komentar2 jelek itu malah mematikan kreatifitas mereka juga temen2 lain yang pengen coba buat short movie. akhirnya lebih banyak negatifnya dari pada positif ya, tau sendiri lah segimana jahatnya medsos, semua orang bisa bikin akun palsu dan komentar ga jelas. bahkan ane yakin beberapa orang yang komentar itu ga nonton tapi cuma ikut2an.

Triangle Golden Side
http://i.ytimg.com/vi/DM4qb4pBWHM/maxresdefault.jpg

4. Semua team tidak dibayar, dan kita semua happy ngerjainnya. termasuk didalamnya artis seperti chika jessica, volland humonggio, olla ramlan, sarah sechan dan om indro warkop. juga fighter seperti ubay fox ( ada di The Raid 1), Max Metino (cast di the Raid 2 dan juara MMA), dan chika sendiri adalah salah satu cast di Merantau. Belum termasuk semua stuntman yang terlibat.

We are doing it for fun! kita ga ada yang cari duit dari sini, sekali lagi ini buat youtube ya bukan film layar lebar. percaya atau enggak tapi waktu golden side dibuat, banyak artis, stuntman dan fighter kontak kita pengen ikut project ini padahal mereka sudah tau bahwa ini free project. (btw semua cast bahkan keluar duit, misalnya buat ganti ongkos, makan dll.. cuma kita semua setuju ga mau itung itu sebagai production cost..)

kalau ada yang kecelakaan gimana? kita pasti patungan buat kompensasi donk. mungkin itu yang ga Gareth tau.

5. Video yang di upload tidak di monetize, artinya tidak ada penghasilan tambahan dari google/youtube. Iklan yang agan2 liat semua bukan dari kita tapi ada pihak yang sengaja me-monetize video itu dan lagi kita proses untuk dispute itu sekarang.

6. Adegan fighting tidak mengunakan pengaman adalah atas kemauan para cast dan stuntman sendiri. Pada awalnya kita maunya stuntman atau fighter pakai pelindung, tapi akhirnya mereka semua yang ga mau pakai pelindung, tujuan utamanya supaya membuat pukulan lebih realistis, kalau ane bilangnya ada unsur fighter ego. dan mereka bukan stuntman/fighter yang baru belajar. mereka semua professional yang sudah tahu bagaimana posisi jatuh yang benar, atau bagaimana cara memukul yang terlihat baik di kamera, dan juga tidak ada adegan yang membahayakan jiwa, silakan diliat sendiri sm agan2. makanya akhirnya kita semua setuju untuk ga pakai pelindung. tapi walaupun begitu kita sudah siap2 apabila memang ada kecelakaan. btw adegan riskan biasanya kita latihan dulu, misalnya ketendang trus jatuh jadi lebih meminimalisasi kalau ada kecelakaan.

7. Untuk masalah koreografi, kalau ditulis tanpa koreografi, bukan artinya bener2 sama sekali tanpa koreografi! kalau tanpa koreo, yang ada berantemnya bag big bug ga jelas. yang pasti kita tetap ada koreografi walaupun latihan dilakukan hanya 1 – 2 jam sebelumnya, walaupun begitu memang banyak improvisasi dari semua cast, khususnya fighter tapi improvisasi di lapangan itu pasti tau sama tau alias sudah dirundingkan sebelumnya dan yang pasti tidak berbahaya.

Well, sebenarnya tidak ada yang salah dari keduanya ini. Gareth Evans berbicara dari sisi safety sebuah film dan Deddy berbicara dari sisi kreativitas anak bangsa.

Walaupun banyak yang mengatakan kalau kata kata Deddy yang menyebut kalau Project Triangle ini adalah karya anak bangsa terlalu berlebihan, sepertinya tidak salah juga. Karena memang mereka ini adalah anak anak bangsa yang sedang belajar dan mengembangkan bagaimana membuat sebuah film laga!


(sumber)

No comments:

Post a Comment