Wednesday 11 March 2015

Kisah Selembar Uang Rp100 Ribu di Saku Terpidana Mati Jelang Eksekusi

Romo Charles Patrick Edward Burrow, Pastur dari Gereja Santo Stephanus, Cilacap, bukan kali ini saja ditunjuk sebagai pendamping rohani bagi terpidana mati yang akan dieksekusi di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan.

Sebelum ditunjuk mendampingi terpidana mati berkewarganegaraan Brasil, Rodrigo Gularte, ia juga pernah menjadi pendamping rohani bagi terpidana mati berkewarganegaan Nigeria, Hansen Anthony Nwaolisa pada 2008.

"Saya jadi pendamping rohani Anthony. Saya mendampingi hingga akhir," kata Romo Carolus, seperti yang dilansir Okezone (8/3/2015).

Bahkan, Romo Carolus melihat langsung detik-detik Anthony meregang nyawa. Saat itu, Anthony dieksekusi mati bersama terpidana asal Nigeria lain, Samuel Iwachekwu Okoye. "Melihat ya. Karena mereka baru meninggal, karena mereka mengerang kesakitan," ungkap Romo Carolus mengenang.

Menurut Romo Carolus, saat menjalani eksekusi, Anthony dan Samuel mengenakan jubah hitam dan di bagian dada kiri dipasang simbol target peluru ditembakkan. Dalam kesaksian Romo Carolus, ada jeda waktu tujuh hingga delapan menit Anthony mengerang kesakitan setelah ditembak tim regu eksekusi.

Romo Carolus menambahkan, eksekusi mati Anthony dan Samuel terjadi pada Jumat malam pukul 23.30 WIB. Ia menyatakan sebelum dieksekusi, Anthony sempat meminta diberi air minum. "Dia minta minum dan diberi segelas air mineral. Terus Anthony minta nambah satu gelas lagi, tapi hanya diminum setengah," terang Romo Carolus.

Sebelum meminta air minum, kata Romo Carolus, Anthony memintanya mengambil selembar uang Rp 100 ribu dan sapu tangan yang tersimpan di saku kiri. Selain itu,Anthony juga meminta Romo Carolus mencopot sepatu yang dipakainya dan mengambil jam tangan yang dititipkan ke sipir penjara.

"Tolong berikan ke istri saya," ungkap Romo Carolus menirukan pernyataan Anthony. (Okezone)

No comments:

Post a Comment