Kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) melansir video propaganda yang memperlihatkan proses eksekusi 15 korban oleh 15 orang algojo. Video tersebut beredar bersamaan dengan dibunuhnya sandera asal AS, Peter Kassig, Minggu (16/11).
Ada pemandangan berbeda dalam rekaman tersebut, kali ini para algojo memperlihatkan wajahnya. Hal ini berlawanan dengan video yang dirilis selama ini, di mana para algojo menyembunyikan wajahnya dengan penutup wajah berwarna hitam.
Anehnya, para algojo tersebut didominasi bukan orang Irak dan Suriah, melainkan lebih mirip dengan orang Asia, tepatnya Asia Tengah dan Asia Barat Daya.
"Dari fisik, tampak mirip warga Asia, dan sangat berbeda dengan wajah orang Irak dan Suriah," ujar mantan agen khusus dari Dinas Penyelidikan Kriminal Angkata Laut yang kini bekerja pada lembaga konsultan Soufan Group, Robert McFadden, dilansir dari The Guardian, Rabu (19/1i).
Selain itu, salah satu algojo tersebut telah berhasil di identifikasi. Yakni pria asal Perancis bernama Maxime Hauchard.
Sementara itu, kepolisian Inggris juga mengenali salah satu algojo sebagai warganya bernama Nasser Muthana, seorang mahasiswa kedokteran dari Cardiff, Inggris yang juga muncul di video ISIS lainnya.
Mantan analis kontraterorisme Badan Intelijen Federal Amerika Serikat (CIA) Aki Peritz, mengatakan, ISIS sengaja menunjukan wajah para algojo sebagai pesan gerakannya didukung oleh banyak warga dari berbagai negara di dunia.
"Mereka telah berhasil mengajak warga dari seluruh dunia untuk bergabung. Ada wajah Inggrism Prancis, Asia tanpa mengenakan topeng, itu bukti mereka bisa menjangkau seluruh belahan dunia," papar Peritz.
Saat ini korban tewas yang dieksekusi ISIS semakin bertambah. Berdasarkan laporan Badan Pemantau Hak Asasi Manusia untuk Suriah, saat ini sudah melebihi 1.400 korban tewas.
"Kami mendokumentasikan setidaknya sekitar 1.429 orang telah dieksekusi mati oleh ISIS sejak mereka mengumumkan khalifah pada bulan Juni (2014)," ungkap kepala Observatoirum, Rami Abdel Rahman.
"Dari jumlah total orang dipenggal atau ditembak mati dalam eksekusi massal oleh ISIS, 879 di antaranya warga sipil, dan sekitar 700 di antaranya merupakan anggota suku Shaitat yang ada di Suriah," imbuh dia.
No comments:
Post a Comment