Anak yang berbakti tidak ingin merepotkan orang tua mereka. Sebaliknya, membahagiakan orang tua merupakan impian terbesar dalam hidup mereka. Seperti halnya Sumarti Ningsih, wanita 25 tahun yang lebih memilih untuk menjadi TKW di Hongkong demi membantu keluarganya.
Namun naas dialami oleh wanita yang akrab disapa Martini ini. Beberapa hari yang lalu heboh berita dua warga Indonesia di Hongkong yang menjadi korban mutilasi oleh bankir asal Inggris, Rurik George Caton Jutting. Dilansir dari Merdeka.com, salah satu korban mutilasi ini adalah Sumarti.
Berita ini lantas membuat geger warga Desa Gandrungmangu Kecamatan Gandrungmangu Cilacap Jawa Tengah, di mana keluarga dan kerabat Sumarti tinggal.
seperti yang diungkapkan oleh salah satu kerabatnya, Ngatiman, bahwa Sumarti ini dikenal sebagai anak yang supel dan berbakti kepada orang tua. Saking berbaktinya, Sumarti yang hanya lulusan SD tidak mau melanjutkan sekolah lantaran kondisi perekonomian keluarganya. Baginya, biaya sekolah tidak lah murah dan oleh karena itu, dia lebih memilih untuk bekerja di Hongkong untuk membantu perekonomian keluarganya.
"Martini hanya lulusan SD, setelah lulus dia pergi ke Jakarta. Padahal waktu itu, saya ingin dia melanjutkan sekolah. Tetapi, dia malah bilang nggak ingin ngerepotin orangtua, lagi pula cari uang susah, katanya Sumarti waktu itu," kenang Ahmad Kaliman, ayah Martini.
Kabarnya, tanggal 2 November kemarin Sumarti akan pulang ke kampung halaman. Namun, melihat anaknya belum sampai rumah juga, Kaliman mencoba menghubunginya berkali-kali. Sayangnya, jangankan jawaban dari Sumarti, bahkan juga tak ada nada sambung sama sekali.
Tak ada kabar tentang kedatangan anaknya, malah Ahmad Kaliman kedatangan petugas dari Polres Cilacap yang memberitahu anaknya telah tiada. Keluarga dan kerabat merasa terpukul dengan berita terbunuhnya Sumarti. Terlebih lagi saat mereka mendengar anak yang dikenal sebagai sosok yang lincah dan ceria ini meninggal dengan tragis, yakni menjadi korban mutilasi dan dimasukkan ke dalam koper.
Ahmad Kaliman sama sekali tidak ada firasat bahwa anaknya yang ketiga ini akan meninggal dunia, terlebih dengan cara tragis. Bahkan sebelumnya, dia pernah bermimpi Sumarti naik kapal terbang melintas di atas rumahnya. Mengetahui anaknya telah meninggal, Ahmad Kaliman dan keluarga berharap jasad anaknya bisa kembali ke tanah air untuk dikubur. Meski dalam apa pun bentuknya.
Tak hanya itu, keluarga Sumarti juga berharap pelaku pembunuhan tragis ini harus mendapatkan hukuman yang setimpal, yakni dihukum mati. "Saya tidak tahu kenapa dia dibunuh. Saya berharap, pelaku pembunuhnya harus menerima perlakuan yang sama. Nyawa diganti nyawa," ucapnya geram.
Sumarti yang dikenal sebagai anak yang berbakti kini telah tiada, meninggalkan luka di hati keluarga karena kisah tragis yang dialaminya. Semoga keluarga yang ditinggalkan tetap sabar dalam menghadapi kenyataan bahwa anaknya telah tiada.
No comments:
Post a Comment