Friday, 4 September 2015

Tren Paling Digandrungi Namun Sering ‘Membunuh’ Orang!

Tren selalu datang silih berganti setiap tahunnya, atau bahkan dalam hitungan bulan. Akhir-akhir ini Indonesia sedang dilanda tren batu akik. Akibatnya banyak sekali orang mencari hingga akhirnya harga terus meroket. Beberapa tahun sebelumnya Indonesia juga memiliki tren tanaman hias seperti gelombang cinta, hingga adenium. Namun akhirnya tren itu usai dengan sangat cepat.
Dalam sejarah manusia, ternyata tren selalu muncul silih berganti. Bahkan beberapa tren membuat pengikutnya jadi sakit hingga harus kehilangan nyawa. Inilah tujuh tren paling digandrungi namun sering membunuh manusia!

1. Tren Mokomakai yang Membuat Ratusan Nyawa Dibantai

Mokomakai adalah sebuah ornamen yang sering dipajang oleh suku Maori, Selandia Baru. Ornamen ini berbentuk kepala manusia yang dikeringkan lalu dipajang di dinding. Kepala ini berasal dari kepala asli nenek moyang mereka. Suku Maori membuat Mokomakai untuk menghormati leluhurnya yang sangat berjasa pada mereka.
Mokomakai [image source]
Mokomakai [image source]
Saat Inggris datang ke Selandia Baru sekitar abad ke-19, mereka tertarik dengan ornamen itu. Akhirnya banyak dari petinggi Inggris membeli dari Suku Maori. Bahkan jadi tren hingga permintaan kian melonjak. Untuk mencukupi permintaan dari Mokomakai, Suku Maori akhirnya melakukan perang dengan menyerang desa-desa. Orang yang mati dalam perang inilah yang akan digunakan sebagai bahan baku Mokomakai. Serem!

2. Tren Chopines yang Membuat Banyak Bangsawan Jatuh Tersungkur

Chopines pada prinsipnya sama dengan sepatu hak tinggi. Hanya saja alat bantu ini memiliki ketinggian yang tak masuk akal.Bahkan ada yang tingginya mencapai 75 cm. Anda yang seorang wanita, mampukah anda menggunakan sepatu hak tinggi seperti ini? Di abad ke-16 banyak sekali bangsawan yang menggunakan Chopines. Bahkan menjadi tren yang tak bisa dilewatkan.
Chopines [image source]
Chopines [image source]
Dampak dari tren ini adalah banyaknya bangsawan yang jatuh tersungkur. Bahkan ada yang mengalami cidera berat hingga meninggal dunia. Jika ingin aman mereka biasanya mencari pengawal yang akan menuntun mereka menaiki atau menuruni tangga. Well, tren yang malah menyusahkan diri sendiri.

3. Tren Tanning Menggunakan Kasur Sinar UV

Sekitar tahun 70-an, wanita-wanita di negara barat sangat terobsesi merasakan kasur tanning. Kasur yang dapat mengubah warna kulit mereka jadi gelap ini akhirnya jadi tren. Banyak perusahaan besar memproduksinya karena permintaan jasanya terus meningkat. Bahkan dalam setahun ada transaksi sekitar 3 miliar dolar. Benar-benar fantastis.
tanning bed [image source]
tanning bed [image source]
Namun ternyata sinar UV yang digunakan dalam alat ini sangat berbahaya. Bahkan FDA atau pusat perlindungan obat dan makanan Amerika melarang orang memakainya. Orang yang menggunakan kasur UV ini bisa meningkatkan tumbuhnya melanoma dalam tubuh. Atau sering dikenal sebagai kanker kulit yang mematikan. Dan 75% pengguna kasur ini memiliki kesempatan besar terkena kanker kulit itu!

4. Tren Selfie di Tempat-tempat Berbahaya!

Selfie adalah tren yang kekinian banget bagi kita semua. Tak hanya orang biasa yang melakukan kegiatan ini, bahkan artis pun melakukannya. Melakukan selfie adalah kewajiban bagi beberapa orang. Bahkan setiap momen acara harus ada selfie sebagai bagian penting. Lalu muncullah tren selfie dengan latar tempat yang berbahaya.
Selfie [image source]
Selfie [image source]
Tak sedikit lagi orang-orang yang mati karena selfie. Tak hanya di luar negeri, di Indonesia pun ada orang yang meninggal akibat selfie. Mulai dari kepleset dari ketinggian, tersengat listrik, hingga menabrak kendaraan dan digigit hiu. Tren yang harusnya dianggap menyenangkan akhirnya berakhir mengenaskan!

5. Tren Menggunakan Maskara yang Dapat Mengubah Warna Bulu Mata

Sekitar tahun 1930-an, muncul tren dalam dunia kecantikan. Wanita-wanita jadi ngebet banget ingin memakai maskara yang dianggap terbaik kala itu. Namanya Lash Lure. Maskara ini tak hanya membuat bulu mata nampak lebih tebal, tapi juga bisa membuat warna. Banyak wanita berbondong-bondong ingin membeli ini meski risikonya sangat besar.


(sumber)

No comments:

Post a Comment