
Sepertinya memang banyak yang tertawa saat Henry Ford, pendiri Ford Motor Company, melontarkan kalimat bernuansa ramalan di atas. Namun jika target AeroMobil untuk memproduksi secara massal mobil terbang pada 2017 terwujud, maka giliran Ford yang tertawa di alam baka.
Menurut Financial Times, AeroMobil adalah kendaraan pertama di dunia yang bisa bertransformasi penuh dari mobil menjadi pesawat. Saat di jalanan bentuknya seperti mobil roadster ruang angkasa, sementara saat terbang ia akan seperti pesawat jet pribadi.
Kendaraan ini dibuat perusahaan AeroMobil s.r.o. yang berbasis di Bratislava, Slovakia, dan dirancang oleh Stefan Klein bersama rekannya Juraj Vaculik, yang juga CEO dari perusahaan tersebut. Ide pembuatannya tercetus sejak 1990 dan saat ini mereka telah menghasilkan empat versi purwarupa kendaraan tersebut, mulai dari AeroMobil 1.0, 2.0, 2.5 dan yang terakhir, diluncurkan pada Oktober 2014, adalah versi 3.0.
"Saya sangat senang dengan apa yang kami capai dalam waktu singkat, walau hanya dengan tim yang berjumlah 12 orang," kata Klein seperti dikutip Gizmag.com saat memperkenalkan versi 3.0 pada Oktober 2014. "AeroMobil 3.0 bukanlah akhir dari sebuah proyek yang menantang, namun awal dari sebuah petualangan baru yang mungkin mengubah cara kita melihat transportasi personal di masa datang."
Setelah masa uji coba selama lebih dari dua dekade itu, Vaculik dan Klein yakin mimpinya untuk mengubah arah dunia transportasi melalui kendaraan yang hingga kini baru ada di film-film science fiction itu akan segera terwujud.
"Pada awalnya ini memang hanya sebuah mimpi. Tapi kini tidak lagi," kata Vaculik dalam sebuah wawancara dengan Financial Times pada April 2015.
Situs resmi Aeromobil.com menjelaskan kalau mobil terbang berpenumpang dua orang ini menggunakan mesin Rotax 912 dengan kapasitas 1.352 cc 4 silinder dengan konfigurasi mesin Boxer. Berpendingin cairan, mesin mobil terbang ini mampu menyemburkan tenaga 100 hp pada putaran mesin 5800 rpm.
Berbahan dasar serat karbon serta dukungan rangka baja ringan, mobil terbang ini mampu mencapai kecepatan 160km/jam saat di darat, dan 200km/jam saat di udara. Selain cepat dan ringan, hanya dibutuhkan jarak 200 m untuk lepas landas. Dengan daya jelajah hingga 640 km, Aeromobil dilengkapi dengan Garmin avionics, dengan radar autopilot yang mampu menjangkau radius 690 km.
Dengan dimensi rentang lebar 2.240mm dan panjang 6.000mm saat di darat dan berevolusi menjadi lebar 8.320mm dan panjang 6.000mm saat terbang di udara, mobil ini sekilas terlihat seperti limusin.
Namun, kurang sebulan setelah wawancara tersebut, tepatnya 8 Mei 2015, optimisme Vaculik dan Klein mendapat ujian. AeroMobil 3.0 jatuh saat uji terbang di langit Slovakia. Klein, yang mengendarai mobil itu, selamat setelah berhasil mengembangkan parasut pada ketinggian 900 kaki.
Walau demikian Vaculik masih optimistis impian untuk menghadirkan mobil terbang pada 2017 bisa menjadi kenyataan.
\
"Beberapa orang mungkin sulit membayangkan bahwa mobil terbang akan menjadi realitas sehari-hari. Tapi lihat saja ponsel. Dulu beberapa analis pernah menyatakan bahwa kegunaannya terbatas dan tidak akan pernah menjadi produk massal," kata Vaculik.

(sumber)
No comments:
Post a Comment