Thursday 20 March 2014

Asal usul HIV atau AIDS

Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV;[1] atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).
Kejadian ini berawal pada musim panas di Amerika Serikat tahun 1981, ketika itu untuk pertama kalinya oleh Centers for Disease Control and Prevention dilaporkan bahwa ditemukannya suatu peristiwa yang tidak dapat dijelaskan sebelumnya dimana ditemukan penyakit Pneumocystis Carinii Pneumonia (infeksi paru-paru yang mematikan) yang mengenai 5 orang homosexual di Los Angeles, kemudian berlanjut ditemukannnya ’penyakit’ Sarkoma Kaposi yang menyerang sejumlah 26 orang homosexsual di New York dan Los Angeles. Beberapa bulan kemudian penyakit tersebut ditemukan pada pengguna narkoba suntik, segera hal itu juga menimpa para penerima transfusi darah.

Virus HIV menyerang sel CD4 dan menjadikannya tempat berkembang biak Virus HIV baru, kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika tubuh kita diserang penyakit,Tubuh kita lemah dan tidak berupaya melawan jangkitan penyakit dan akibatnya kita dapat meninggal dunia meski terkena influenza atau pilek biasa.

Penularan HIV Pada Manusia

Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan mengandung sel terinfeksi atau partikel virus. Yang dimaksud dengan cairan tubuh di sini adalah darah, semen, cairan vagina, cairan serebropinal dan air susu ibu. Dalam konsentrasi yang lebih kecil, virus juga terdapat pada air mata, air kemih dan air ludah.
HIV ditularkan melalui cara-cara berikut:

• Hubungan seksual dengan penderita, dimana selaput lendir mulut, vagina atau rektum berhubungan langsung dengan cairan tubuh yang terkontaminasi.
• Suntikan atau infus darah yang terkontaminasi. Hal ini sering terjadi pada saat transfusi darah, pemakaian jarum bersama-sama atau tidak sengaja tergores oleh jarum yang terkontaminasi virus HIV.
• Pemindahan virus dari yang terinfeksi kepada anaknya sebelum atau selama proses kelahiran .
• Melalui ASI

Satu-satunya cara untuk mendeteksi virus SIVcpz adalah dengan test darah. Artinya hanya hewan ternaklah yang bisa digunakan.

Penelitian ini dilakukan bersama para ahli dari proyek perlindungan kawasan selatan Kamerun (PRESICE). PRESICE terlibat dalam meneliti kotoran simpanse yang dikumpulkan dari kawasan hutan terpencil.
Pengumpulan kotoran ini sangat berguna karena Universitas Alabama dapat menentukan sekuen genetik dari virus simpanse ini, yang kemudian dapat dicari dalam sampel kotoran.
Hasil uji coba laboratorium mendeteksi antibodi spesifik SIVcpz dan informasi genetik yang terkait dengan virus yang ditemukan pada 35 persen simpanse di beberapa kelompok.
Riset dan penyembuhan

Para ilmuwan di seluruh dunia sampai saat ini masih melakukan pencarian vaksin atas virus HIV AIDS. Ada beberapa kasus yang sangat menarik tentang penyembuhan virus ini. Seperti kasus yang dialami oleh seorang penderita HIV AIDS yang bernama Timothy Brown.
Pada waktu itu, Timothy didiagnosa menderita penyakit kanker darah (leukimia), dan dokter yang merawatnya memberikan saran untuk transplantasi sumsum tulang belakang. Kemudian dokter menemukan seorang donor yang gennya ternyata mengandung anti AIDS. Setelah proses tranplantasi selesai dilakukan, ternyata Timothy dinyatakan sembuh dari HIV. Namun sampai saat ini para ahli masih belum menemukan obat yang benar-benar bisa menyembuhkan HIV AIDS.

No comments:

Post a Comment