Tiga orang muslim dari satu keluarga di North Carolina, Amerika Serikat, hari ini ditembak mati di rumah mereka.
Surat kabar the Independent melaporkan, Rabu (11/2), polisi mengidentifikasi korban sebagai Deah Shaddy Barakat, 23 tahun, istrinya Yusor Mohammad, 21 tahun, dan adiknya Razan Mohammad Abu-Salha 19 tahun.
Semua korban ditemukan sudah tewas di lokasi kejadian. Warga di sekitar rumah mereka baru tahu kejadian itu ketika polisi tiba.
Laporan penembakan diperoleh petugas sekitar pukul 05.11 waktu setempat. Polisi sudah menangkap pria bernama Craig Stephen Hicks, 46 tahun, yang diduga pelaku pembunuhan.
Baraka adalah mahasiswa fakultas kedokteran di University of North Carolina. Dia juga diketahui gemar olahraga football dan seorang sukarelawan dengan menyediakan perawatan gigi darurat untuk anak-anak.
Barakat rajin berkicau di media sosial Twitter. Salah satu cuitannya pada Januari lalu menyinggung soal Yahudi dan Palestina.
"Sungguh menyedihkan mendengar orang mengatakan kita harus membunuh kaum Yahudi atau orang Palestina. Seolah dengan begitu maka semua masalah selesai," kata dia.
Penembakan ini menuai kecaman dari para pengguna media sosial. Beberapa pihak membandingkan kasus ini dengan penembakan kantor tabloid Charlie Hebdo di Paris, Prancis. Sebagian mendesak Barack Obama dan tokoh agama mengutuk pembantaian ini.
Surat kabar the Independent melaporkan, Rabu (11/2), polisi mengidentifikasi korban sebagai Deah Shaddy Barakat, 23 tahun, istrinya Yusor Mohammad, 21 tahun, dan adiknya Razan Mohammad Abu-Salha 19 tahun.
Semua korban ditemukan sudah tewas di lokasi kejadian. Warga di sekitar rumah mereka baru tahu kejadian itu ketika polisi tiba.
Laporan penembakan diperoleh petugas sekitar pukul 05.11 waktu setempat. Polisi sudah menangkap pria bernama Craig Stephen Hicks, 46 tahun, yang diduga pelaku pembunuhan.
Baraka adalah mahasiswa fakultas kedokteran di University of North Carolina. Dia juga diketahui gemar olahraga football dan seorang sukarelawan dengan menyediakan perawatan gigi darurat untuk anak-anak.
Barakat rajin berkicau di media sosial Twitter. Salah satu cuitannya pada Januari lalu menyinggung soal Yahudi dan Palestina.
"Sungguh menyedihkan mendengar orang mengatakan kita harus membunuh kaum Yahudi atau orang Palestina. Seolah dengan begitu maka semua masalah selesai," kata dia.
Penembakan ini menuai kecaman dari para pengguna media sosial. Beberapa pihak membandingkan kasus ini dengan penembakan kantor tabloid Charlie Hebdo di Paris, Prancis. Sebagian mendesak Barack Obama dan tokoh agama mengutuk pembantaian ini.
No comments:
Post a Comment